Jumat, 16 Desember 2011

Resistor

Komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega).
Resistor dalam teori dan prakteknya di tulis dengan perlambangan huruf R. Dilihat dari ukuran fisik sebuah resistor yang satu dengan yang lainnya tidak berarti sama besar nilai hambatannya. Nilai hambatan resistor di sebut resistansi.

Gambar Fisik Resistor

 













Simbol Resistor

Resistor Tetap (fixed)


Resistor Variabel

Resistor memiliki bentuk, jenis dan kapasitas yang bermacam-macam. Seperti pada Gambar diatas terdapat berbagai macam jenis resistor dan juga dalam berbagai kemampuan disipasi daya biasanya ditentukan dalam satuan Watt. Macam-macam resistor dapat dibedakan menjadi sebagai berikut:
  1. Resistor biasa atau biasanya nilai resistansinya dikodekan dengan warna pita pada tubuhnya dengan nilai resistansi tetap atau tidak dapan diubah.
  2. Variabel Resistor atau sering disebut juga resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah sesuai spesifikasinya (misal; potensiometer, trimpot).
    • Variabel Resistor Linear atau perubahan sudut putar linier terhadap nilai resistansi (contoh penerapan digunakan untuk sensor)
    • Variabel Resistor Logaritmis atau perubahan sudut putar logaritmis terhadap nilai resistansi (contoh penerapan pada audio).
  3. Thermistor atau resistor yang dipengaruhi oleh perubahan suhu atau temperatur (misal; PTC dan NTC)
  4. Light Dependent Resistor (LDR) adalah resistor yang nilai resistansinya dipengaruhi oleh perubahan cahaya.
Tipe resistor yang umum ditemukan adalah berbentuk tabung dengan kedua kaki tembaga di kiri dan kanannya. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk pita kode warna untuk memudahkan pengguna mengenali besarnya resistansi dari resistor tersebut tanpa menggunakan alat ukur Ohmmeter untuk memeriksanya. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yag dikeluarkan oleh EIA (Electronic Indutries Association) seperti ditunjukan pada tabel dibawah ini:

Biasanya warna pita toleransi berada pada badan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan warna pita yang pertama agak sedikit ke dalam.

Jumlah pita yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar toleransinya. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% dan 20% memiliki 3 pita (tidak termasuk pita toleransi). Tetapi resistor yang toleransinya 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 pita (tidak termasuk pita toleransi). pita pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukan besar nilai satuan, dan pita terakhir adalah faktor pengalinya.
Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam resistor selain besar resistansi adalah besar watt-nya. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar W=I2R watt. Semakin besar ukuran fisik suatu resistor bisa menunjukan semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut.
Umumnya dipasaran tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10, dan 20 watt. Resistor yang memiliki disipasi daya 5, 10, dan 20 watt umumnya berbentuk kubus memanjang persegi empat berwarna putih, namun ada juga yang berbentuk silinder. Tetapi biasanya resistor ukuran ini nilai resistansinya di cetak langsung pada badannya, misal 100Ω/5W.

Bagi yang mau belajar cara membaca resistor dibawah ini terdapat beberapa software yang bisa digunakan sebagai panduan:

Berikut beberapa cara penulisan nilai resistansi:

Cara Penulisan Nilai Resistor
R33 0.33 ohms
2R2 2.2 ohms
470R 470 Ohms
1K2 1.2K ohms
22K 22K ohms
22K2 22.2K ohms
4M7 4.7M ohms
5K6G 5.6K ohms 2%
33KK 33k Ohms 10%
47K3F 47.3 K Ohms 1%


Artikel Terkait:

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar disini. SPAM, sumpah serapah, dan kata-kata tidak sopan akan segera saya hapus.